Minggu, 26 Februari 2012

MEROBLASTIK


DAFTAR  ISI

KataPengantar………………………………………………………………………DaftarIsi…………………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………
1.2 Tujuan…………………………………………………………………….
 1.3 Permasalahan…………………………………………………………….
Bab II Isi
2.1 pengertian gametogenesis……………………………………………………
2.2 Tahap-tahap gamatogenesis……………………………….
Bab III Kesimpulan........................................................................................................
DaftarPustaka……………………………………………………………………




KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianyapenulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul gametogenesis ini dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca tentang gametogenesis
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah-makalah kedepannya.



Kupang,30 Oktober  2011


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis akan di bahas lebih lanjut pada bab II dalam makalah ini






1.2  Permasalahan
1          Bagaimanakah perbedaan morfologi dari gamet jantan dan gamet betina?
2          Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana      tahap-tahap gametogenesis


1.3  Tujuan

1      Mempelajari perbedaan morfologi gamet jantan dan betina.
2      Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang gametogenesis
       3      Mengetahui tahap-tahap pada gametogenesis

.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gametogenesis
            Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan utuk bereproduksi. Kelestarian suatu organisme diukur semata-mata dari kemampuannya untukmenggantikan dirinya sendiri dengan keturunan yang sehat dan subur. Pada makhluk hidup yang bereproduksi secara generatif atau seksual, awal kemampuan reproduksi ditandai sejak di dalam organ kelamin tersebut mengalami proses gametogenesis. Gametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin atau gamet. Gametogenesis merupakan suatu cara yang erat hubungannya dengan pembelahan meiosis yang berfungsi untuk mempersiapkan sel kelamin yang berguna untuk menjaga kelangsungan hidup. Proses ini pada hewan jantan terjadi si dalam testis dan di dalam ovarium pada hewan betina.

2.2 Spermatogenesis
            Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu (Yatim, 1990):
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Apabila dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
    1. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
    2. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
    3. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
    4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
http://ilmukeperawatan.files.wordpress.com/2008/06/gametogenesis1.jpg?w=258&h=300

Gambar 1. Spermatogenesis (Embryologi, 2009)
2.3 Oogenesis
            Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu (Carlson, 1999).
            Proses oogenesis ialah sebagai berikut (Campbell, 2004):
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

Gambar1. Oogenesis (Tarleton, 2009)

Sel telur atau ovum adalah sel reproduksi betina hasil dari ovarium (ovary). Manusia memiliki sel telur berukuran diameter 145 µm. Pada banyak hewan merupakan oosit (oocyte). Sel telur tidak seperti sel yang lain,memiliki membran vitelina atau pembungkus yang melapisi membran plasma. Membran ini berfungsi pada saat  masuknya sel sperma. Ketika kepala sperma menerobos sel tel telur, membran ini akan membuat lapisan tebal sehingga tidak ada lagi kepala sperma yang dapat masuk ke dalam sel telur (Ville,1988).

Gambar 2 Sperma (Wikimedia,2009)

Sel sperma dewasa  memiliki panjang 0,05 milimeter. Sel ini terdiri atas kepala, badan dan ekor. Bagian kepala sperma ditutupi oleh suatu tudung dan mengandung nukleus, di mana nukleus ini berisi materi genetik padat yang tersusun atas 23 jumlah kromosom. Hal ini diperoleh dari leher ke kepala yang mengandung banyak mitokondria yang menyuplai energy untuk aktifitas sperma. Seluruh sel normal yang berada di dalam tubuh makhluk hidup yang memiliki sel gamet ini memiliki 46 kromosom. Hanya sel gamet atau sel sperma yang memiliki 23 kromosom. Jika sel sperma berhasil melakukan fertilisasi yaitu memasuki sel telur, maka penggabungan itu akan mengakibatkan kromosom mengganda dan kembali menjadi 46 kromosom (Sex.ed, 2009).

2.4 Macam-macam Abnormalitas Sperma
a. Contoh-contoh abnormalitas sperma berdasarkan jumlahnya (Fertility-Docs, 2009)
·       Polyzoospermia: tingginya konsentrasi cairan sperma
·       Oligozoospermia: jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml
·       Hypospermia: volume cairan semen kurang dari 1,5 ml
·       Hyperspermia: volume cairan semen melebihi 5,5 ml
·       Aspermia: tidak memiliki cairan semen
·       Pyospermia: terdapat leukocytes (sel yang merusak) pada cairan semen
·       Hematospermia: terdapat sel darah merah pada cairan semen
·       Asthenozoospermia: pergerakan sel kurang dari 40%
·       Teratozoospermia: lebih dari 40% menunjukkan pergerakan sel sperma yang tidak aktif
·       Necrozoospermia: banyak sel sperma yang dihasilkan mengalami kematian
·       Oligoasthenozoospermia: pergerakan dan kepadatan yang ditunjukkan sperma kurang dari  8 juta sperm/ml

b. Contoh-contoh abnormalitas sperma berdasarkan bentuknya (Fertility-Docs, 2009)
·       Kepala sperma yang Abnormal
     Banyak perbedaan yang terjadi pada kepala sperma yang abnormal. Contohnya adalah Macrocephalic yaitu kepala sperma yang terlalu besar, Microcephalic yaitu kepala sperma yang terlalu kecil, teardrop shape yaitu bentuk kepala sperma yang terlalu meruncing, serta terbentuknya lebih dari satu kepala sperma.
·       Ekor Sperma yang Abnormal
     Terjadinya penggulungan dan pembengkokan ekor sperma terkadang terjadi. Kerusakan ekor sperma yang terjadi jika melebihi setengahnya sudah dapat diketegorikan abnormal. Selain itu, ekor sperma yang abnormal dapa dikatakan jika ekor yang terbentuk lebih dari satu. Kejadian yang terjadi dapat sampai empat ekor. Sitoplasma yang menetes di sepanjang ekor sperma dapat mengindikasikan bahwa sperma tersebut tidak mengalami dewasa



                                                            BAB III
                                                      KESIMPULAN
Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel gamet di dalam organ pembiakan lelaki dan wanita. Gametogenesis merangkumi spermatogenesis yang berlaku di dalam testis dan oogenesis yang berlaku di dalam ovari.
Bilangan kromosom dalam sel soma manusia ialah 46, iaitu 2n=46. Ini bermakna bilangan kromosom di dalam setiap sel soma seorang lelaki dan seorang wanita masing-masing ialah 46. Jika sperma dan ovum yang dihasilkan masing-masing mengandungi 46 kromosom, maka zigot yang terbentuk melalui persenyawaan sperma dengan ovum tersebut akan mengandungi 92 kromosom. Ini bukan zigot amnusia. Zigot manusia mempuyai 46 kromosom. Bagaimanankah masalah ini diatasi? Kita bersyukur kepada Tuhan kerana telah mewujudkan gametogenesis yang melibatkan proses meiosis. Ini bermakna sperma dan ovum yang dihasilkan mengandungi 23 kromosom. Dengan demikain, zigat yang terbentuk melalui persenyawaan sperma dengan ovum akan mengandungi 46 kromosom.
Inilah zigot manusia


DAFTAR PUSTAKA

Gilbert, F. Scott Developmental Biologi. 6 ed. Sunderland, MA: Sinauer Associates, Inc, 2000.
Sadler, T.W. Jan Langman. Langman Medis Embriologi. 8 ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins Penerbit, 2000.
Majalah
Nielsen H.I., et al. "Definisi Pemupukan Manusia dan Pertumbuhan praimplantasi Revisited." Reprod Biomed Online. 3 (2) (2001) :90-93.
Readhead C, dan C. Muller-Tidow. "Gen Berkaitan dengan Pengembangan Line Germ Pria." Reprod Biomed Online. 4 Suppl 1 (2002) :52-7.
Westphal H. "International Stem Cell Research Pertimbangan." C R Biol. 325 (10) (Oktober 2002) :1045-8.
Read more: Gametogenesis - Germ, Sel, Genetik, dan Line - JRank Artikel http://science.jrank.org/pages/2915/Gametogenesis.html # ixzz1cXXZIYmr
Wildam yatim.reproduksi embriologi. Penerbit : tarsito. Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar